Di era globalisasi seperti saat ini mobilitas orang kian tinggi. Bukan saja antara wilayah atau negara, menerabas benua bahkan hal yang biasa. Apalagi seiring semakin massifnya perusahaan penerbangan.
Kini, bepergian ke luar negeri menjadi semakin mudah dengan banyak pilihan maskapai yang bisa dipilih sesuai selera dan kebutuhan. Terlepas dari tiket yang murah, kenyamanan dan keamanan menjadi parameter penting untuk menyebut sebuah maskapai ‘berkelas’ atau tidak.
BACA JUGA: Urutan 10 Maskapai Terbaik Untuk Dinaiki di Tahun 2019
Nah, AirlineRating.com pun merangking 10 maskapai penerbangan yang diklaim teraman di dunia.
10 Maskapai Teraman di Dunia Tahun 2020
Di urutan pertama ada Qantas. Prestasi ini diraih bukan kali ini saja, melainkan sudah berhasil dipertahankan sejak 2014 hingga 2017. Usai vakum selama 2 tahun, prestasi senada kini kembali diraihnya.

“Qantas menjadi maskapai terkemuka dunia dengan kemajuan keselamatan operasional selama 60 tahun terakhir. Sampai saat ini tak ada insiden fatal sejak era jet,” sebut Geoffrey Thomas, pemimpin redaksi AirlineRating.com.
Berikutnya, di undakan kedua ada Air New Zealand disusul EVA Air dari Taiwan. Lalu, Etihad Airways mengekor di posisi keempat. Prestasi Etihad ini terbilang gemilang mengingat usianya yang bisa dibilang masih muda dibandingkan banyak maskapai lain yang ada di daftar ‘top 10’ ini. Maskapai ini adalah mengalami progress yang baik sejak berdiri pada Juli 2003 lalu.
Kemudian di urutan kelima hingga kesepuluh adalah Qatar Airways, Singapore Airlines, Emirates, Alaska Airlines, Cathay Pacific, dan terakhir Virgin Australia. Penilaian itu dilakukan berdasarkan beberapa faktor, diantaranya audit dari badan penerbangan, catatan kecelakaan, insiden serius, usia armada, posisi keuangan, dan pelatihan pilot dan budaya.
Sementara itu, diklaim sebagai maskapai penerbangan teraman pada 2020, Qantas memang maskapai yang terbilang ‘berani’. Gebrakan baru diusung oleh maskapai ini dengan menggandeng Airbus untuk mengadakan proyek rute penerbangan terpanjang. Rute itu adalah penerbangan non stop dari Australia ke New York dan London.
Pada pertengahan Desember lalu, Qantas menyebut jika Airbus sudah berhasil mengalahkan Boeing 777X-8 sebagai pesawat yang akan digunakan dalam penerbangan Project Sunrise, yaitu penerbangan komersial dengan rute terjauh dalam sejarah penerbangan. Maskapai ini rencananya akan meminang 12 pesawat Airbus jika akan melanjutkan rencana penerbangan jarak jauh itu.
Tangki bahan bakar pun akan dipasang di pesawat A350-1000 untuk meningkatkan kemampuan terbang maksimal agar bisa menjalankan misi penerbangan jarak jauh tersebut.
“A350 adalah pesawat yang fantastis dan kesepakatan di atas meja dengan Airbus memberi kami kombinasi terbaik dari istilah komersial, efisiensi bahan bakar, biaya operasi dan pengalaman pelanggan,” ungkap Chief Execuive Qantas, Alan Joyce seperti dilaporkan Traveller. Terkait rencana penerbangan jarak jauh itu, kabarnya akan dimulai pada paruh pertama pada 2023 mendatang. (y)