Sebuah ‘tragedi’ dalam dunia penerbangan baru saja terjadi. Bukan soal pesawat jatuh atau kecelakaan pasca mengudara, melainkan ‘masalah’ sebelum penerbangan dilakukan. Kasus tersebut adalah matinya AC di sebuah pesawat hingga menyebabkan penumpang anak-anak jatuh pingsan. Insiden ini terjadi pada maskapai Low Cost Carries (LCC) Sunwing yang hendak melakukan penerbangan dari Cancun ke Toronto.
Kejadian ini terjadi saat para penumpang masih mengantre untuk lepas landas. AC lantas mendadak mati sebagaimana dilaporkan banyak media internasional, (13/6/2019). Tak mengetahui sebab yang pasti, para penumpang pun wal hasil terjebak dalam kegerahan. Para penumpang anak-anak pun mulai menangis dan bahkan ada yang jatuh pingsan. Anak-anak berteriak karena kepanasan dan para orang tua mereka harus membuka baju mereka untuk mendinginkan badan anak-anak. Pilot pesawat bersangkutan pun tak memberitahukan perihal kerusakan AC tersebut.

Para penumpang baru mendapatkan arahan untuk kembali ke ruang tunggu setelah satu jam berlalu. Mereka pun lantas menggunakan majalah dan kertas untuk melapisi badan yang sudah ‘mandi keringat’.
Kondisi ini membuat sebagian penumpang sampai merekam kericuhan di dalam pesawat. Video ‘insiden kegerahan’ itu turut menampakkan awak kabin yang juga berdiri kegerahan, tetapi tidak tahu apa yang harus diperbuat. Tak butuh waktu lama pasca diunggah, video itu pun menjadi viral di media sosial Twitter.
Penumpang yang membagikan foto tersebut pun memberikan keterangan ihwal suasana di dalam pesawat. “Sunwing Airlines bisa saja membunuh orang hari ini dengan Eastern Airlines yang dioperasikan 767 dari Cancun. Ditebang dua kali, tanpa udara, tanpa AC, anak-anak menjerit, orang-orang menangis, anak saya hampir pingsan!” cuit salah satu penumpang di media sosial berlogo burung itu.
Usut punya usut, pesawat tersebut mengalami kerusakan yang berimbas pada AC di dalam kabin pesawat. Sayangnya, para penumpang tak dibiarkan keluar dari pesawat, karena masalah tersebut. Padahal, pesawat sedang dalam perbaikan saat itu.
Atas insiden ini, pihak maskapai pun meminta maaf kepada para penumpang. Penerbangan pun harus ditunda hingga 24 jam kemudian. Merujuk pada keterangan maskapai, para penunmpang pesawat tersebut diberikan penginapan dan pesawat pengganti usai beberapa jam di dalam pesawat.
Kasus ini memberikan pelajaran bahwa AC memegang peranan sangat penting dalam sebuah transportasi publik. Terlebih jika kendaraan tersebut harus melewati rute minim oksigen dan kedap udara—seperti pesawat. Kejadian ini sekaligus memberikan peringatan kepada para orang tua untuk selalu membawa kipas dan baju ganti anak—agar sewaktu-waktu sang anak kegerahan segera bisa teratasi, sehingga ia tak sampai rewel dan bahkan jatuh pingsan. Pasalnya, anak-anak umumnya sangat sensitif terhadap suhu udara panas. (y)