Tahun Baru China telah tiba, seluruh etnis Tionghoa di mana pun di dunia ini tengah bersuka cita merayakan hari besar. Tak hanya di negeri asalnya, China Imlek juga meriah di berbagai tempat di Indonesia. Tak dipungkiri pasti ada hal yang berbeda antara perayaan Imlek di China dengan di Tanah Air.
Namun, tradisi-tradisi yang sudah mendarah daging seperti kumpul keluarga, bagi angpao hingga menu khusus kue kerangjang hampir selalu sama. Tradisi itu bahkan lumrah diketahui semua orang bahkan yang tidak merayakan Imlek. Akan tetapi, tahukah Sahabat Silir ada sebuah tradisi unik yang tabu dilakukan saat Imlek?
Ya, ternyata keramas masuk kategori aktivitas yang tabu dilakukan saat Imlek.
Keramas Ternyata Tabu Saat Imlek
Sebagaimana dilansir CNN.com, keramas tabu dilakukan pada hari pertama Imlek. Hal ini dilandasi bahwa dalam aksara China, karakter rambt sama dengan karakter pertama fa dalam kata facai yang bisa dimaknai ‘kemakmuran’.
BACA JUGA: 5 Tempat Terbaik untuk Menghabiskan Libur Tahun Baru Imlek Bersama Keluarga
Dengan demikian ,keramas yang dilakukan pada hari pertama Imlek justru akan melunturkan peruntungan dan mengurangi kesempatan meraih kesejahteraan dalam setahun ke depan.

Media yang sama juga menyebut, di kalangan yang lebih tradisional bahkan menganggap mandi juga tabu dilakukan di hari pertama Imlek dengan alasan senada. Ulasan tentang hal tersebut dituangkan dalam artikel di ChinaHighlights.com.
Merujuk pada tulisan itu, satu kegiatan lagi yang tabu dilakukan saat Imlek adalah mencuci baju. Oleh karena itu, di hari pertama dan kedua Imlek orang-orang tak akan mencuci baju.
“Orang-orang tidak mencuci baju di hari pertama dan kedua (Imlek) karena dua hari ini dirayakan sebagai kelahiran Shuishen (Dewa Air),” sebut artikel tersebut.
Sementara itu, angpao menjadi hal ‘wajib’ saat Imlek tiba. Kehadiran angpao menjadi ‘penyemangat’ tersendiri di sela kumpul keluarga dalam perayaan Imlek. Umumnya orang yang menerima angpao akan penasaran dengan isi amplop. Padahal, sebenarnya yang paling penting bukanlah isi angpao, melainkan amplopnya.
BACA JUGA: 5 Destinasi di Jakarta yang Menarik Untuk Dikunjungi Jelang Imlek
Amplop angpao lazimnya berwarna merah. Dalam masyarakat Tionghoa, warna merah dianggap memiliki aura positif juga sebagai simbol energi, kebahagiaan dan kebetuntungan. Oleh karena itu,pemberian angpao merupakan perwujudan dari harapan agar si penerima selalu sejahtera dan memiliki peruntungan yang bagus selama setahun ke depan.
“Signifikansi dari amplop merah ini adalah lembaran kertas merahnya, bukan uang di dalamnya,” tulis ChinaHighlights.com. Hal serupa juga disebut oleh Google Arts & Culture “Makna dari hóngbāo bukanlah duit yang ada di dalamnya; justru amplopnya itu sendiri. Warna merah menyimbolisasikan keberuntungan dan kesejahteraan di kultur China (dan di Asia Timur lainnya)”.
Angpao sendiri biasa diberikan orang yang lebih tua atau yang sudah menikah kepada keluarga yang lebih muda, belum menikah dan pastinya untuk anak-anak. (y)