Lama dinantikan, Mass Rapit Transit (MRT) akhirnya resmi diuji publik pada Selasa, (12/3/2019) lalu. Uji publik ini pun bisa menandai bergabungnya Ibu Kota Jakarta dengan kota destinasi wisata dunia yang lebih dulu memiliki moda transportasi modern dan cepat itu.
Sebagai ibu kota negara, Jakarta tak luput pula sebagai destinasi wisata. Banyak tempat wisata menarik di kota metropolitan ini yang bisa dikunjungi, mulai dari yang bernuansa sejarah, pantai, belanja hingga kuliner. Hadirnya MRT bisa mempermudah dan memberi kenyamanan lebih baik bagi para pelancong baik dalam dan luar negeri untuk menuju ke berbagai destinasi wisata di propinsi yang menyandang daerah khusus ibu kota ini.
Saat bertandang ke Jakarta, pelancong, khususnya dari mancanegara sudah pasti akan membandingkan konektivitas dan mobilitas di kota ini dengan kota-kota lain di dunia. Sebut saja, seperti Paris, Roma, Berlin, London, Beijing, New Delhi, Tokyo, Washington DC yang masyur memiliki MRT yang dapat diandalkan para wisatawan.
Demikian halnya dengen negeri tetangga, Singapura, Kuala Lumpur-Malaysia, Bangkok-Thailand, dan Manila-Filipina yang juga memiliki sistem MRT. Dengan kehadiran MRT, Jakarta bisa bersanding dengan berbagai ibu kota negara di dunia yang juga telah menyuguhkan layanan tersebut.

Hadir sebagai nafas baru bagi dunia pariwisata, MRT bukan poyek instan. Moda transportasi ini sudah digagas sejak 1986 silam oleh BJ Habibie. Kala itu, mantan presiden Republik Indonesia itu masih menjabat sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Pembangunan MRT sendiri kemudian baru mulai dilaksanakan pada Oktober 2013. Hampir 6 tahun berjalan, proyek tersebut akhirnya mulai tampak hasilnya dengan uji publik perdana atau trial run pada 12 Maret lalu.
Masyarakat pun bisa menjajal moda transportasi modern itu dengan gratis setelah melakukan pendaftaran yang dibuka mulai Selasa (5/3) hingga 23 Maret 2019 atau satu hari sebelum uji coba terakhir.
Jam operasional uji coba MRT sendiri berlangsung mulai dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Dalam masa uji coba ini, terdapat 8 kereta yang dipersiapkan dan masing-masing keberangkatan memiliki jeda 10 menit.
Dalam uji publik tersebut, masayarakat umum bisa mencoba menaiki MRT yang membentang dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI. Sistem transportasi yang menggunakan sistem jaringan bawah tanah ini, memiliki 6 stasiun bawah tanah, yaitu mulai dari Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.
Sementara itu, rute MRT meiliputi dua koridor dan fase, yaitu Koridor Selatan-Utara, Koridor Timur-Barat serta Fase I dan II. Rute yang telah selesai dikerjakan saat ini adalah Koridor Selatan-Utara Fase I dengan titik tolak Bundaran HI-Lebak Bulus. Selanjutnya, pembangunan jalur Koridor Selatan-Utara Fase II yang meliputi Bundaran HI hingga Kampung Bandan akan segera menyusul.
Berkat keberadaan MRT Fase I tersebut, jarak antara Bundaran HI hingga Lebak Bulus bisa ditempuh dalam waktu 30 menit saja. Selain lebih mempersingkat waktu, keberadaan moda transportasi baru ini juga bisa mengurangi kelelahan di jalan.
Diharapkan operasional MRT nantinya bukan saja akan berdampak bagi pariwisata dan ekonomi mikro, melainkan juga perlahan mengubah mindset masyarakat untuk lebih memilih menggunakan moda transportasi publik dibandingkan kendaraan pribadi.
Bagaimana? Apakah Sahabat Silir juga ingin mencoba seperti apa serunya naik moda transportasi baru nan canggih itu?! Apabila sudah mencoba, jangan lupa bagikan pengalaman unik menjajal MRT bersama Sibuk Liburan.