Virus Corona yang berasal dari China telah menyebabkan ‘gegernya’ dunia. Selain berdampak pada kesehatan, virus yang digadang-gadang berasal dari hewan itu juga telah melumpuhkan banyak sektor di banyak negara.
Dunia penerbangan di berbagai negara adalah sektor yang paling merasakan dampak dari menyebarnya virus ini. Hal ini menyusul larangan penerbangan yang dilakukan oleh banyak negara dari dan ke negara China.
Turis China di Indonesia bisa Overstay
Demikian pula dengan Indonesia yang resmi menghentikan penerbangan ke Negeri Tirai Bambu pada Rabu (5/2/2020). Pesawat yang lepas landas terakhir menuju Negeri Pada adalah maskapai China Southern dengan nomor penerbangan CZ 2626 yang berangkat dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali pada Rabu dini hari, pukul 00.30 WITA. Menyusul kebijakan tersebut, praktis turis China yang ada di Indonesia bisa overstay.

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah telah ‘memikirkannya’. Para turis China yang overstay di Bali bisa memperpanjang masa tinggal.
“Ada kompensasi perpanjangan visa bagi WN china yang memperpanjang masa tinggal, sesuai arahan pemerintah pusat,” kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati kepada wartawan saat melepas pesawat terakhir tujuan China di bandara I Gusti Ngurah Rai, Rabu (5/2/2020) seperti Sibukliburan.id kutip dari detikTravel .
“WNA dipersilahkan perpanjang masa tinggal selama penerbangan ditutup” lanjut orang nomor satu di Pulau Dewata itu.
BACA JUGA: Indonesia Resmi Batasi Kunjungan Masuk dan Keluar China
Bali yang sampai saat ini dinyatakan aman dari virus corona memang menjadi tempat libura favorit bagi banyak turis dari berbagai belahan dunia, tak terkecuali masyarakat Tiongkok. Warga negara dengan penduduk terbesar di dunia itu pun tak masalah jika harus memperpanjang masa liburan mereka di Bali.
“Banyak WNA sehat yang ingin perpanjang masa libur di Bali, dan tidak masalah,” tandas Gubernur Bali lagi.
Sementara itu, virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, China itu juga telah berdampak pada sektor pariwisata Indonesia. Wisatawan asal China selama ini diketahui sejauh ini menyumbang pendapatan besar bagi dunia pariwisata Tanah Air, setelah Malaysia.
Namun, menyusul merebaknya virus tersebut, praktis kedatangan turis asal China merosot drastis.
ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel) pun berupaya menarik wisawatan mancanegara lainnya untuk mengatasi kerugian tersebut. “Kalau untuk minat wisatawan khususnya China menurun ya, tapi ASITA itu harus kreatif dan inovatif,” kata Ketua Umum ASITA, Nunung Rusmiati, Selasa (04/04/2020) seperti dilansir detikcom.
“Contohnya kita bisa mempromosikan destinasi-destinasi prioritas. Lalu kita juga bisa untuk dari negara lain meskipun China merupakan pemasok kedatangan kedua terbesar ya,” katanya.
Meski Malaysia menjadi negara pertama penyumbang devisa dari sektor pariwisata dan China menyusul berikiutnya, tetapi sebagaimana disebutkan Rusmiati, masih banyak negara lain yang bisa diiming-imingi dengan pariwisata Indonesia.
“Untuk negara lain seperti Jepang, lalu berfokus pada Australia dan Amerika itu kan bisa jadi peluang kita sekarang,” sebutnya lagi.
ASITA sendiri baru saja melakukan kesepakatan dengan Malaysia untuk meningkatkan pariwisata Indonesia. (y)