Beberapa waktu lalu bergulir rencana penutupan Pulau Komodo pada 2020 mendatang. Wacana tersebut mulai bergulir menyusul keinginan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Laiskodat yang ingin menutup sementara Taman Nasional Komodo dengan alasan untuk pengembangbiakan hewan purba itu. Sayang, rencana itu menuai pro dan kontra di masayarakat.
Kekhawatiran tentang perekonomian warga sekitar yang selama ini menggantungkan hidupnya pada sektor wisata adalah masalah utamanya.

Beruntung, rencana penutupan Pulau Komodo batal. Menteri Pariwisata Arif Yahya mengatakan jika sudah ada keputusan dari tim terpadu akan hal itu dan masyarakat juga tak boleh pindah.
“Sudah ada keputusan dari Tim Terpadu. Satu Komodo tidak akan ditutup dan kedua masyarakat tidak boleh pindah,” terangnya seperti dikutip dari lifestyle.okezone.com, 18 Spetember 2019 lalu.
BACA JUGA: Pulau Padar, Pulau Paling Fotogenic di Kepulauan Komodo
Hal senada juga diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, baru-baru ini. “Kami tidak ingin tutup Pulau Komodo. Ukuran komodo itu bisa mencapai 3,1 meter-3,2 meter, udah kayak dinosaurus.
Jumlah penduduk mau kita atur supaya tidak semrawut. Dengan ini maka penduduk setempat akan lebih sejahtera,” ungkapnya di di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jumat (11/10/2019) lalu.
Menyusul wacana pembatalan penutupan Pulau Komodo tersebut, bergulir wacana anyar, yaitu menyulapnya menjadi tempat wisata eksklusif. “Pulau Komodo mau kita bikin eksklusif. Mau bikin ada taman, lalu juga penginapan yang oke. Indonesia itu punya 7 World Heritage lainnya. Kita ingin menjaga kelestarian lingkungan kita. Nah kita pengen itu semua ditata dengan baik,” sambungnya.
Dengan kebijakan ini, nantinya wisatawan yang masuk ke kawasan tersebut terseleksi. Tiket masuknya pun tak ringan, mencapai Rp 14 juta untuk satu membership premium.
Menyoal tarif tersebut, Luhut mengaku lebih menyerahkan pada pengelolanya. “Ya biar mereka (pengelola) yang bicarakan lah masa aku, nanti aku dikira ‘Menko Atur Tarif’,” selorohnya lagi.
BACA JUGA: 5 Satwa Unik yang Hanya Ada di Indonesia
Lebih lanjut, ia menyebut wajar jika tiket mahal, mengingat Pulau Komodo akan dibuat eksklusif. Dengan tiket yang eksklusif, wisatawan akan sekaligus bisa melindungi satwa langka di dunia itu sembari menyejahterakan masyarakat sekitar.
“Kalau kita bikin eksklusif, ya makin mahal masuknya. Kayak safari dimana gitu, di Kenya, orang masuknya aja USD3.500 untuk satu malam. Biarlah mereka mempromosikan sekaligus melindungi binatang dan rakyatnya biar sejahtera,”jelasnya.
Meski tiket nantinya akan dibanderol mahal, tetapi masih menurut Luhut, wisatawan tak perlu khawatir. Pasalnya, masih ada pulau lain di kawasan Pulau Komodo yang bisa dikunjungi untuk menyaksikan reptil raksasa itu. “Masih ada Pulau Rinja itu ada komodo juga, kalau itu bebas,” paparnya lagi.
Sementara itu, di tengah-tengah wacana bakal eksklusifnya tiket masuk Pulau Komodo, saat ini tiket masuknya masih terjangkau baik bagi wisawatan lokal maupun mancanegara. (y)