Berkunjung ke Istana Gyeongbokgung, Lokasi Syuting Drakor Bergaya Kolosal

Korea Selatan memiliki begitu banyak destinasi menarik yang tentunya sangat sayang untuk dilewatkan jika Sahabat Silir sedang jalan-jalan ke sana. Salah satunya adalah situs budaya tersohor yang kerap malang melintang berbagai media.

Bagi Sahabat Silir yang hobi menonton drakor (drama Korea), Istana Gyeongbokgung adalah salah satu destinasi yang pantang untuk dilewatkan. Tempat ini kerap dipergunakan sebagai lokasi syuting film Korea dengan setting kolosal. Beberapa diantaranya adalah Rooftop Prince, The Moon Embracing the Sun, dan Queen In Hyun’s Man.  

Istana Gyeongbokgung

Kata ‘Gyeongbok’ sendiri bermakna “yang sangat diberkati surga” dan ‘gung’ berarti istana. Gyeongbokgung merupakan yang istana paling besar dan populer dibanding empat istana lainnya. Lokasinya juga cukup dekat dengan Blue House atau kediaman presiden Korea selatan.

BACA JUGA: Menikmati Keindahan Korea Selatan dari Mt Seorak

Dibangun pada tahun 1395 pada Dinasti Joseon, tempat ini menjadi saksi sejarah Korea selama berabad-abad. Dimulai dari serangan Jepang hingga perebutan kekuasaan. Lokasinya juga tidak terlalu jauh untuk dijangkau dari sejumlah tempat populer di Korea Selatan lainnya seperti City Hall dan Myeong-dong.

istana Gyeongbokgung

Kesan pertama saat menapakan kaki di tempat ini adalah kemegahan bangunan dan kawasannya yang terlihat sangat terawat. Meski begitu, sesekali pengunjung mungkin akan melihat beberapa sudut sedang direstorasi. Namun hal itu sama sekali tidak mengurangi keseruan untuk menjelajah di dalamnya.

Kawasan ini juga sangat nyaman untuk dijelajahi oleh penyandang disabilitas. Tempat ini bahkan menyewakan kursi roda untuk menambah kenyamanan.

Istana ini memiliki jam buka yang berbeda pada setiap musimnya. Oleh karena itu sebelum mendatanginya, sebaiknya Sahabat Silir mencari informasi terlebih dahulu. Sebagai pengingat, kawasan ini tutup setiap hari Selasa. Berbeda dengan istana lainnya yang justru tutup pada hari Senin.

Harga tiket untuk memasuki tempat ini untuk usia rentang 19 hingga 64 tahun adalah sebesar 3000 Won atau berkisar 36 ribu rupiah serta 1500 Won (18 ribu rupiah) untuk anak-anak usia 7 hingga 18 tahun. Khusus untuk pengunjung berusia di atas 65 tahun akan dibebaskan dari biaya masuk.

Namun begitu, pengunjung akan diperkenankan masuk secara gratis jika menggunakan pakaian tradisional Korea. Terdapat beberapa tempat yang menyewakan hanbok dengan tarif sekitar 5000 Won. Meski lebih mahal, kostum ini dapat mendukung Sahabat Silir mendapatkan jepretan foto yang sangat sesuai dengan pelatarannya.

Bagi wisatawan Indonesia yang datang kemari, terdapat brosur dengan bahasa Indonesia di bagian loket. Brosur tersebut memuat informasi sejarah singkat tentang istana tersebut.

Terdapat tradisi menarik di sekitar kawasan Gyeongbokgung, yakni upacara pergantian penjaga yang dilakukan di gerbang Gwanghamun. Sambil membentuk formasi khusus, para penjaga yang mengenakan pakaian tradisional akan membawa bendera dengan diiringi alat musik tradisional. Selama prosesi ini berlangsung, para pengunjung hanya boleh berada di area garis kuning.

Di dalam komplek Gyeongbokgung terdapat bangunan Gyeongharu yang terletak di tengah telaga. Sayangnya pengunjung tak diperkenankan masuk ke tempat ini dan hanya boleh melihat dari jendelanya saja. Di dekat Gyeongharu, pengunjung bisa melepas dahaga dan lapar dengan bertandang di café yang ada di sekitarnya.

Selain mengunjungi istana, Sahabat Silir bisa berbelok ke kawasan di lainnya seperti National Folk Museum dan Bukchon Hanok Village yang merupakan pemukiman warga bergaya kuno. Mengunjungi Gyeongbokgung akan membuat eksplorasi wisata di Korea Selatan menjadi lebih lengkap dimulai dari belanja, berfoto, hingga wawasan sejarah. (AS)

Tag: Istana Gyeongbokgung, Destinasi di Korea Selatan, Situs Budaya Korea, Wisata Sejarah Mancanegara, Lokasi Syuting Drakor Kolosal

Leave a Comment

Your email address will not be published.