Menelusuri Keunikan Rumah Tradisional di Desa Shirakawa-go

Desa Shirakawa-go – Jepang adalah sebuah negara maju di kawasan Asia. Selain Korea Selatan dan China, Negeri Sakura merupakan negara dengan perkembangan teknologi sangat pesat. Modernisasi di berbagai sektor kehidupan tak terelakkan di negara ini. Meski demikian, negara ini tak lantas meninggalkan budaya warisan leluhurnya begitu saja.

Sebaliknya, peninggalan masa lampua tetap dipelihara dengan baik. Tak sekedar untuk memperhankan budaya, peninggalan leluhur pun dikemas menjadi suguhan wisata yang memikat banyak pasang mata di dunia. Salah satunya adalah desa kuno Shirakawa-go  yang terkenal indah. Daripada penasaran, langsung saja Sibuk Liburan akan mengajak Sahabat Silir menelusuri keindahan kebudayaan Jepang di Shirakawa-go.

Mengenal Desa Shirakawa-go

Shirakawa-go merupakan sebuah desa di Prefektur Gifu. Desa ini menjadi begitu istimewa dibandingkan desa lain di prefektur ini, karena warisan budayanya yang masih tetap dipertahankan meski arus globalisasi terus menggerus. Di desa yang sudah berusia ratusan tahun ini, rumah-rumahnya begitu untuk dengan atap berbentuk segitiga sama kaki.

Desa Shirakawa-go

Bukan dari genteng, asbes atau material pabrik lainnya, atap rumah tersebut dibuat dari jalinan jerami yang ditumpuk hingga tebal. Masyarakat setempat menyebut atap tersebut sebagai gassho-zukuri yang bila diterjemahkan berarti “tangan yang berdoa”.

Bentuk atap yang demikian bukan tanpa alasan dibuat. Shirakawa-go beradadi lembah Sungai Shogawa yang dikelilingi pegunungan. Apabila musim dingin tiba, hujan salju yang turun begitu keras. Oleh karena itu, dengan atap segitiga berkemiringan hingga 60 derajat, salju yang jatuh ke atap bisa segera meluncur ke bawah.

Tak hanya bentuk atap yang begitu diperhatikan. Leluhur di desa ini memang sudah memikirkan betul membuat rumah yang mampu melindungi penghuninya dari ‘bahaya alam’.

Rumah di desa ini menghadap timur dan barar agar salju yang menumpu segera mencair saat terkena cahaya matahari. Rumah tradisional berbahan kayu itu juga memiliki ventilasi di loteng mengarah ke utara dan selatan untuk menciptakan sirkulasi udara yang baik.

BACA JUGA: JR Pass Tiket Ajaib Untuk Menjelajah Transportasi Antar Jepang 

Dengan kerumitan arsitektur yang terlihat tersebut, rumah kuno itu tak disatukan denan paku. Akan tetapi, masyarakat setempat memilih menggunakan jalinan jerami atau disebut dengan neso. Berkat keunikan yang dimilikinya itu, Shirakawa-go  pun menyandang predikat sebagai salah satu Warisan Dunia oleh UNESCO pada Desember 1995 lalu. Dengan status yang disandangnya itu, rumah-rumah di Shikawa-go tak bisa direnovasi secara asal dan tetap harus mempertahankan keaslian budaya lampau.

Sementara itu, penggantian atap pun dilakukan 20-30 tahun sekali. Penggantian material atap itu melibatkan banyak warga dengan sistem gotong royong. Tak jarang pula, turis Asing ikut serta melakukan penggantian rumah warga tersebu. Ya, hal ini lantaran proses penggantian atap rumah itu sendiri juga menjadi daya tari wisata tersendiri. (y)

Leave a Comment

Your email address will not be published.