Tiananmen

Lapangan Tiananmen: Kisah Kelam yang Ingin Dihapus China

Lapangan Tiananmen di Beijing, China adalah alun-alun terluas di dunia dengan luas 440,000 meter persegi. Nama Tiananmen berasal dari nama pintu selatan istana.

Salah satu yang menarik perhatian adalah jenazah pendiri China Mao Zedong yang diawetkan dan ditaruh di kotak kaca. Memasuki gerbang, kita bisa melihat lukisan Mao terpampang di depan. Lukisan ini tiap tahunnya dicat agar terlihat apik.

Ingin foto-foto? Bisa saja. Lapangan Tiananmen adalah salah satu lokasi untuk foto yang sempurna. Namun, jangan coba-coba mengajak tentara yang berjaga untuk foto ya! Bisa disemprot lho!

BACA JUGA: Alasan di Balik Tembok China Selalu Dikunjungi Wisatawan

Lapangan Tiananmen juga akses menuju tempat wisata lainnya. Kota Terlarang (Forbidden City) adalah tujuan wisata yang wajib dikunjungi selama di China.

Kota Terlarang adalah tempat tinggal kekaisaran China selama berabad-abad. Masalah kenapa terlarang? Bisa jadi sang kaisar tidak ingin kehidupan pribadinya diketahui rakyatnya. Konon, ada ribuan selir sang kaisar yang tinggal di kompleks itu.

Selain itu, Sahabat Silir bisa mengeahui sejarah China di Museum Sejarah China dan Museum Revolusi China dan tentunya Mauseloum Mao Zedong

Peristiwa Tragis yang Sengaja Ingin Dilupakan di Tiananmen

Namun, Lapangan Tiananmen menyimpan sejarah kelam,sejarah yang ingin dilupakan Pemerintah China. Peristiwa itu terjadi pada 4 Juni 1989 saat militer China mengerahkan tank untuk menumpas gerakan pro-demokrasi yang menginginkan kebebasan pers, transparansi dan pemberantasan korupsi.

Kematian salah satu politisi Hu Yaobang eks Partai Komunis diyakini menjadi salah satu pemicu gerakan mahasiswa di lapangan Tiananmen. Akhirnya pada 4 Mei 1989, para mahasiswa pun mulai melancarkan aksinya. Mereka berorasi hingga mogok makan. Sampai akhirnya sebulan kemudian, sejumlah tank tiba dan ingin ‘memberangus’ para demonstran.

Para tentara menembaki korban dengan senyuman. Pemerintah China mengklaim korban tewas ‘hanya’ 246 orang, tetapi data Arsip Keamanan Nasional Universitas Washington meyakini korban tewas mencapai 500 hingga 2,000 orang. Inggris bahkan mengatakan jumlah korban tewas bisa mencapai 10,000.

Upaya China membungkam informasi terkait peristiwa berdarah ini dibilang cukup berhasil. Tak banyak pelajar yang tahu mengenai sosok pemuda yang gagah berani menghadang tank yang ingin ‘membasmi’para aktivis.

Sampai sekarang belum diketahui siapa manusia tank itu. Apakah dia masih hidup? Sosok misterius ini mengingatkan kepada pejuang kemerdekaan saat Hungaria dikuasai Uni Soviet pada 1956.

Para orang tua yang anaknya menjadi korban tetap menuntut keadilan. Mereka dilarang keluar tiap tanggal 4 Juni karena sudah diwanti-wanti oleh petugas keamanan untuk tidak beraktivitas di tanggal sensitif tersebut.

BACA JUGA: 5 Destinasi Wisata di China ini Membuatmu Serasa di Negeri Lain

Seorang saksi mata mengatakan warga China bisa memperingati peristiwa itu dengan mengenakan pakaian serba hitam, sembari menambahkan bahwa generasi muda harus tahu apa yang terjadi karena pemerintah tidak bisa membohongi Tuhan sekeras apapun mereka berusaha menutupinya.

Para wisatawan bisa belajar dari peristiwa tragis tersebut mengenai betapa besarnya pengorbanan, walau akhirnya kalah oleh sistem. (YR)

Leave a Comment

Your email address will not be published.