Wasabi Daio Matsumoto – Jika Sahabat Silir bersantap di restauran Jepang, tentu tidak asing dengan sesuatu yang berbentuk pasta hijau yang rasanya sedikit pedas untuk cocolan sushi. Rasa pedasnya berbeda dengan cabai karena rasa si hijau ini bertahan sampai hidung dan tenggorokan. Ya itu namanya wasabi. Namun, seperti apa ya wasabi itu?
Wasabi kerap disebut sebagai lobak Jepang (walau sebenarnya itu keliru). Tanaman ini bagian dari keluarga tumbuhan brassicaceae, yang di dalamnya termasuk kubis dan mustard. Tanaman ini tidak tumbuh di sembarang tempat lho! Wasabi harus ditanam di lahan yang subur, air yang bersih.Wajar saja wasabi asli menjadi langka.
BACA JUGA: Kyoya Ryokan Penginapan Tradisional di Nagoya yang Jepang Banget
Nah, jika penasaran seperti apa wasabi ditanam di negara asalnya, bagaimana mengawetkannya dan sebagainya, Sahabat Silir bisa mengunjungi Perkebunan Wasabi Daio di Perfektur Nagano. Perkebunan nan asri ini pernah jadi lokasi syuting film “Dreams” pada1989.
Wasabi Daio Matsumoto adalah Kebun terluas
Perkebunan daio wasabi farm luasnya 15 hektar,kerap disebut kebun wasabi terluas. Menyusuri tempat ini benar-benar membuat Sahabat Silir lupa akan keramaian kota.

Sahabat Silir bisa menikmati pemandangan yang indah dengan perahu. Nikmati aliran sungai yang tenang dengan angin semilir. Air sungainya sejuk dan Sahabat Silir akan merasakan hal itu saat mencelupkan tangan ke dalam air.
Di perkebunan ini, kita bisa belajar cara mengawetkan wasabi. Ada workshopnya pula untuk tahu tentang itu.
Periode terbaik mengujungi tempat ini adalah Maret hingga Oktober. Pada dasarnya wasabi dipanen dua tahun sekali, tetapi dengan penjadwalan, tanaman ini bisa dipanen setiap tahun.
Saat masuk, kita bisa melihat hamparan kain hitam menutupi tanah. Tentu penasaran apa maksudnya ini? Ternyata kain hitam ini berfungsi menjaga suhu air dibawah 15 derajat Celcius. Kain ini digunakan sepanjang periode April hingga September agar bisa meredam sinar matahari.
Jika ingin merasakan suasana film”Dreams’ lihatlah pabrik air yang indah itu. Ini sudah ada zaman periode Meiji. Kebun Wasabi Daio Matsumoto ini cocok banget buat foto-foto. Terkesan seperti ada di masa lalu.
Makanan serba wasabi
Nah,setelah menyusuri sungai,kita bisa mencoba beberapa makanan yang menggunakan wasabi. Ya,ada food court yang menghidangkan makanan dan minumanberbahan wasabi. Dari kroket, soba hingga bir. Rasanya enak lho!
Bahkan ada es krim rasa wasabi. Eits,tetapi ini tidak pedas kok. Justru wasabi terasa lembut berpadu dengan manisnya es krim vanilla.
Perkebunan wasabi ini adalah salah satu tempat yang tidak boleh terlewatkan jika berkunjung ke Nagano. Untuk menghindari keramaian, disarankan berkunjung diluar akhir pekan.
Cara membedakan wasabi asli
Nah, setelah dari perkebunan Daio, Sahabat Silir tentu mendapat pengetahuan mengenai wasabi dan seluk beluknya ya. Kira-kira wasabi yang asli yang seperti apa? Kalau yang sering dilihat di restauran Jepang asli tidak?
Kebanyakan restauran Jepang TIDAK menyajikan wasabi asli. Melainkan parutan lobak pedas yang dicampur dengan saus mustard dan diberi pewarna makanan hijau. Lho?

Wajar saja. Proses penanaman wasabi butuh ketelitian tinggi. Dari suhu hingga paparan sinar matahari. Butuh waktu setahun untuk tumbuh sempurna, sehingga wajar saja jika harganya mahal.
Bagaimana jika gagal panen? Ya, harus menunggu musim berikutnya lagi agar bisa menanam kembali. Selain itu, proses penanamannya harus menggunakan tangan.
Dengan segala proses yang berbelit, per onsnya wasabi dihargai sekitar Rp 1,1 hingga Rp 1,4 juta (antara $80 dan $ 100).
Rasa ‘wasabi palsu’ juga lebih membakar lidah. Sementara rasa wasabi asli lembut dengan sensasi rasa buah namun sampai ke hidung dan tenggorokan.Wasabi asli rasanya juga hanya bertahan 15 menit, sehingga baru diparut saat hendak disajikan. (YR)