Antara Pallubasa dan Coto Makassar yang Sama-sama Menawan di Lidah

Tidak berlebihan rasanya jika menyebut kuliner Makassar sebagai makanan daerah yang sering masuk ke dalam jajaran makanan populer Nusantara. Ketenaran tersebut tentunya disertai dengan kelezatan rasanya yang mampu menggugah selera banyak orang.

Bagi Sahabat Silir yang menyukai makanan berkuah seperti soto, kami sarankan untuk mencoba menu Pallubasa dari Kota Anging Mamiri ini. Hidangan ini sepintas memang cukup mirip dengan Coto Makassar yang tak kalah melegenda. Banyak juga yang menyebut makanan yang satu ini mirip dengan perpaduan soto daging dengan coto.

BACA JUGA: Menikmati Alam Di Makassar Dan Asyiknya Belanja di Bawah Tanah

Namun begitu, keduanya tetap memiliki perbedaan terutama dari bentuk penyajiannya. Pallubasa atau yang biasa disebut dengan palbas biasanya dihidangkan dengan taburan serundeng–kelapa parut yang disangrai hingga kering.

Keunikan lainnya adalah penambahan kuning telur mentah ke dalam kuah palbas yang masih panas. Selain itu, banyak orang yang menuturkan bahwa kuah pallubasa jauh lebih pekat dan kental jika dibandingkan dengan coto.

Mencicipi Pallubasa

Apabila menilik dari segi sejarahnya, palbas dan coto juga memiliki perbedaan berdasarkan latar belakangnya. Dahulunya coto Makassar merupakan hidangan berkualitas tinggi yang kerap disajikan dalam ritual adat dan penyambutan tamu di Kerajaan Gowa.

Berbeda dengan palbas yang justru identik dengan makanan kaum menengah ke bawah. Dahulunya palbas bahkan terbuat dari sisa-sisa pemotongan sapi yang tidak dipergunakan, seperti bagian susu sapi, zakar, daging yang bercampur tulang rawan hingga darah sapi seperti yang disebutkan oleh laman Makassar.tribunnews.com (03/10/2017).

Namun kini seiring dengan banyak dikonsumsinya hidangan palbas, isiannya pun mulai disesuaikan, yaitu menggunakan daging sapi yang berkualitas, serta jeroan yang lazim untuk dikonsumsi.

Coto Makassar

Perbedaan lain keduanya terletak pada pendamping karbohidratnya. Coto umumnya dikonsumsi bersama burasa–lontong khas Bugis, sementara pallubasa biasa disantap bersama sepiring nasi hangat.

Bagi Sahabat Silir yang baru menikmati pallubasa pertama kali, jangan terkejut dengan penyajiannya yang hanya seukuran mangkuk kecil. Namun begitu, isian pallubasa cukup banyak karena terdapat berbagai jenis daging yang dicampurkan ke dalamnya. Saat menyantapnya, jangan lupa menambahkan perasan jeruk nipis untuk semakin menambah segar rasanya.

Kunci kelezatan palbas terletak pada pencampuran rempah-rempahnya yang begitu kaya di dalamnya. Dimulai dari cabai merah, aneka bawang, jinten, ketumbar, jahe, pala, lengkuas, cengkih, serai, dan kayumanis adalah sejumlah rempah yang menyemarakan rasanya.

Kekayaan rempah yang dipergunakan dalam pembuatan makanan yang satu ini seolah begitu menunjukan bukti kekayaan Makassar di waktu silam. Disebutkan bahwa pada abad ke-16, Makassar menjadi salah satu kota pusat perdagangan penting di Nusantara. Dengan dijadikannya rempah-rempah sebagai komoditas penting dalam perdagangan, maka beberapa pedagang dari berbagai daerah membawakan aneka rempah yang berasal dari daerah mereka masing-masing.

Di Makassar terdapat salah satu tempat makan yang sudah puluhan tahun berjualan makanan yang satu ini, yaitu Pallubasa Serigala. Dinamakan demikian karena tempatnya berlokasi di Jalan Serigala XIV, Kecamatan Mamajang Dalam. Tempat ini bahkan disebut-sebut sebagai tempat makan favorit Sandiaga Uno yang beberapa waktu lalu menjadi wakil gubernur DKI Jakarta.

Sahabat Silir mungkin penasaran, mana diantara Coto Makassar dan Palbas yang rasanya paling istimewa. Sebelum terlanjur larut dalam kebingungan, kami sarankan untuk mencicipi dan membandingkan sendiri kedua makanan tersebut. Meskipun lezat, disarankan untuk tidak menyantapnya secara berlebihan terlebih bagi Sahabat Silir yang memiliki riwayat hipertensi, kolesterol, atau jantung. (AS)

Leave a Comment

Your email address will not be published.