Mungkin Sahabat Silir sering sekali mendengar istilah jet lag bagi orang yang baru bepergian menggunakan pesawat. Kadang kala istilah ini sering dijadikan alasan seseorang untuk menggambarkan kondisi tubuhnya yang dirasa kurang baik selepas penerbangan.
Jet lag disebut-sebut sebagai kondisi fisiologis yang menimpa seseorang akibat perbedaan waktu dan suhu udara dari negara asal. Hal ini kerap dirasakan para penumpang pesawat yang melintasi zona waktu seperti antar negara atau benua.
Dalam kondisi ini, ritme sirkadian atau jam tubuh seseorang mengalami gangguan akibat perubahan yang terjadi. Jam tubuh ini merupakan siklus kebiasaan tubuh untuk beristirahat, waktu makan, perbedaan gelap dan terang, hingga perubahan suhu.

Secara biologis, setiap orang memiliki kelompok sel yang saling berinteraksi di dalam tubuhnya. Kelompok sel ini akan diatur oleh otak untuk menyelaraskan jam internal dalam tubuh. Setibanya di tujuan, waktu eksternal (destinasi) tidak serta merta dapat disesuaikan begitu saja dengan waktu internal (tubuh).
Contohnya, jika orang Indonesia baru tiba di Washington DC pada pukul setengah satu siang, maka dirinya mungkin akan merasa sangat mengantuk karena tubuh bereaksi dengan waktu Indonesia yang menunjukan pukul setengah 1 malam.
Kondisi ini umumnya dialami oleh orang yang melakukan perjalanan dari arah timur ke barat atau sebaliknya. Namun, jet lag biasanya jarang terjadi bagi orang yang melakukan perjalanan dari arah utara ke selatan maupun selatan ke utara.
Gejala yang ditunjukan juga bisa berbeda-beda, dimulai dari yang ringan hingga parah. Tingkat keparahan yang dialami juga bisa dipengaruhi oleh perbedaan usia. Menurut Alodokter.com beberapa gejala tersebut diantaranya bisa berupa insomnia, gangguan siklus haid, perasaan letih dan lesu, pegal-pegal, sulit berkonsentrasi, kehilangan selera makan, mudah marah, hingga pusing dan mual.
Kondisi ini memang tidak begitu mudah digambarkan karena gejala yang ditunjukan cenderung berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui sejumlah kemungkinan yang ditimbulkan dari jet lag.
Pada dasarnya kondisi tubuh akan berangsur-angsur membaik seiring dengan penyesuaian yang dilakukan oleh tubuh orang yang mengalami. Oleh karena itu, jika Sahabat Silir menemukan orang yang mengalami kondisi jet lag, ada baiknya untuk membiarkan mereka beristirahat sejenak serta menghindari hal yang dapat membebani mereka.
Seiring dengan tingginya mobilitas dengan pesawat tentunya ada begitu banyak orang yang pernah mengalami keadaan tersebut. Beberapa orang memang sengaja melakukan perjalanan jarak jauh tersebut karena memiliki tujuan tertentu seperti urusan bisnis, kunjungan kerabat, atau berjalan-jalan.
Apabila baru melakukan perjalanan lintas waktu menggunakan pesawat, Sahabat Silir tak perlu khawatir akan dalam menghadapinya. Ada begitu banyak jenis metode penanganan yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menanganinya. (AS)